Kamis, 21 Mei 2009

MENCARI AKU

"Kamu itu dah dewasa! Berpikirlah ala orang dewasa!"

"Aku nggak mau jadi dewasa."


"Loh, kenapa?"

"Orang dewasa itu sok tau!"

"Hemmm..."

"Urusan orang dewasa itu ruwet, 'njelimet, serba salah."

"Lalu?"

"Jadi dewasa itu dituntut untuk benar."

"Harus dong.....Bukankah kita harus dalam kebenaran?"

"Tapi, apakah dewasa itu harus selalu benar? Harus menjadi pintar? Apakah dewasa itu gak boleh terus belajar?"

"Yaa...dewasa itu kan setidaknya lebih berpengalaman. Jadi, bisa belajar dari kesalahan. Harus ada perbaikan. Harus ada perubahan."

"Tapi, lebih enak jadi anak-anak, atau remaja."

"Loh, kenapa?"

"Kalo salah, bisa punya dalih: "Kan masih kecil, masih belajar, wajar dong kalo salah...."

"Huuff...Pusing yah ngomong sama kamu."

"Lha? Itu kan pendapatku."

"Tapi, pendapatmu itu juga ngefek ke aku, tauk?!"

"Loh? Aku ya aku. Apa hubungannya sama kamu?"

"Karena aku itu kamu!"

"Kamu, aku?"

"Iya. Aku, kamu!"

"Aku???"

"Aku."

Bismillaahirrohmaanirrohiim....

Seringkali aku merasa ada banyak 'aku' dalam aku. Mereka, 'aku'-'aku' itu, saling bersaing menunjukkan eksistensinya. Mengklaim bahwa 'aku'lah aku yang sebenarnya. 'aku'-'aku' itu ingin diakui sebagai aku. 'aku' yang satunya akan berusaha mendominasi, mengalahkan peran 'aku' yang lain.

Tak hanya 'aku', terkadang ada bayang-bayang 'dia' dan 'mereka'. Orang ketiga itu, tanpa 'aku' sadari telah masuk ke dalam kehidupan'ku'. Membuat 'aku' semakin sulit menemukan 'aku' yang sebenarnya (atau justru malah membantu? Hmm...mungkin).

'aku' terus mencari, terus belajar: merenungi hakikat penciptaannya, siapa dirinya, apa tugasnya, apa tujuannya, ke mana ia setelah tiada.

'aku' masih di sini, di tepi waktu. Memunguti mozaik-mozaik hidup yang tercecer di tepian masa. Merangkai puzzle-puzzle hikmah yang berserakan di sepanjang usia. Berjalan, dan terus berjalan...belajar, dan terus belajar....hingga suatu saat nanti, 'aku' berani berkata pada dunia: "THIS IS ME"

I’ve always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I’ve got to say
But I have this dream
Right inside of me
I’m gonna let it show
It’s time to let you know
to let you know

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

Do you know what it’s like
To feel so in the dark
To dream about a life
Where you’re the shining star
Even though it seems
Like it’s too far away
I’ve got to believe in myself
It’s the only way

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

(This Is Me, Demi Lovato)



'aku'

Refleksi Perkuliahan FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

Ingin ku berbagi cerita pada kalian..Mengawali perkuliahan di semester enam beberapa bulan yang lalu..ku lihat di jadwal, Hari Senin Jam pertama di Ruang M1 terlihat mata kuliah yang cukup asing bagiku yaitu FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA.Aku sama sekali tak punya gambaran akan keterkaitan antara jurusan yang aku ambil dengan Filasafat??Kira-kira substansinya apa ya? Ku bertanya kepada teman-teman..mereka pun sama dengan ku…pun ketika ku baca silabus dari dosen, masih belum bisa aku memahaminya. Saat perkuliahan kami duduk melingkar dan yang menjadi pusat perhatian kami adalah dosen FILSAFAT kami yaitu Dr. Marsigit..kami banyak berdiskusi..berbagai pengalaman..dan mulailah muncul keunikan dan keasyikan tersendiri selama aku mengikuti mata kuliah FILSAFAT itu.. Dr. Marsigit meminta kami mengunjungi sebuah blog Means of Global. Langsung satu hari setelah kuliah aku mengunjungi blog tersebut, Blog yang sangat edukatif..ku terus mencari sampai ku temukan apa yang ku cari..disana terdapat banyak elegi yang selalu update tiap pekannya bahkan tiap harinya, dan kami memnag dituntut untuk aktif meng-update. Aku berusaha tidak melewatkan perkuliahan. Aku hanya 2 kali tidak dapat mengikuti perkuliahan itu pun karena opname di rumah sakit. Hingga kini sampailah detik-detik perkuliahan telah usai.. Dan inilah refleksi dariku….
Salah satu tujuan dari filsafat adalah menemukan pemahaman dan tindakan yang sesuai. filsafat erat kaitannya dengan ilmu. karena bagaimana pun, tujuan dipelajari ilmu adalah untuk dapat dipahami kemudian direalisasikan ke dalam kehidupan yang nyata. tanpa pemahaman, ilmu tidak akan mungkin dapat dikuasai. matematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat, dibandingkan ilmu2 lainnya. alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segala ilmu. Berbicara mengenai perlunya belajar matematika, berikut ini jawaban atas hasil pemikiran Evawati alisah dan Eko Prasetyo dharmawan yang dituangkan dalam buku ‘filsafat dunia matematika; pengantar untuk memahami konsep2 matematika’.
1. alam semesta diatur secara terukur (phytagoras). hal yang mengagumkan dari alam adalah disiplinnya yang patuh mengikuti hukum2 matematis. misalnya saja bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, bulan mengelilingi bumi selama 30 hari, bumi berotasi pada sumbunya selama 24 jam setiap harinya. angka2 ini tidak pernah berubah seenak hati bulan dan bumi. semuanya teratur mengikuti ukuran yang telah ditentukan. dan kesadaran akan keteraturan inilah yang merupakan hakekat mengapa perlu belajar matematika.
2. sebuah persamaan bagiku tak lain dari ungkapan pikiran Tuhan (srinivasa ramanujan). phytagoras berbicara mengenai kepatuhan alam mengikuti hukum matematis, sedangkan ramanujan berbicara bahwa angka2 yang muncul bukanlah hanya sembarang angka. melainkan hasil dari persamaan yang telah digariskan oleh Sang Pencipta. dengan kata lain, dunia matematika adalah dunia tentang perubahan kuantitas dari satu ke kuantitas yang lain, dari angka satu ke angka yang lain.
3. matematika adalah sebuah bahasa (osiah willard gibbs). dunia matematika adalah dunia bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dengan simbol. mengkomunikasikan bentuk2 persamaan alam ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh manusia.
4. salah satu tujuan utama dari penyelidikan teoritis dalam bidang pengetahuan saya adalah untuk menemukan sudut pandang yang darinya pokok persoalannya menjadi tampak dalam kesederhanaannya yang paling tinggi (josiah willard gibbs). kesederhanaan bahasa matematika, memungkinkan orang memiliki satu pandangan umum untuk mengkomunikasikan pemikirannya. sehingga bias2 yang terjadi, dapat diminimalisir, bahkan dihilangkan.
5. dalam analisis matematika, kita menyebut bagian dari garis a yang belum ditentukan besarnya sebagai x; sementara sisanya tidak kita sebut sebagai y, sebagaimana kita menyebutnya dalam kehidupan biasa, namun a-x. di sinilah bahasa matematika memiliki keunggulan yang besar jika dibandingkan dengan bahasa biasa (lichtenberg georg christoph). bahasa matematika membuat kita terhindar dari kebingungan fokus. dari kutipan di atas, ketika matematika bertanya mengenai a yang berkaitan dengan x, kita akan selalu fokus dengan a dan x dan tidak akan melenceng ke y. sehingga akhirnya mempermudahkan kita untuk menyelesaikan masalah antara a dan x.
6. proposisi2 matematika karenanya memiliki kepastian tak terbantahkan yang sama sebagaimana kepastian yang khas dimiliki oleh proposisi2 seperti ’semua bujang itu belum menikah,’ namun kaligus proposisi2 tersebut jgua sama2 tak meiliki kandungan empiris dan hal ini terkait dengan sifat kepastiannya itu: proposisi2 matematika itu kosong dari segenap isi fraktual; proposisi2 tersebut tidak menyampaikan informasi mengenai kedudukan perkara empiris mana pun (carl g hempel). kutipan yang membingungkan bukan…??? untuk mengerti kutipan di atas, kita perlu tahu juga apa itu proposisi. karena penjelasan proposisi cukup panjang, nanti akan aku usahakan membuat penjelasan mengenai proposisi. gampangnya, kutipan di atas menjelaskan bahwa mempelajari matematika adalah berkaitan dengan angka atau kuantitas, bukan dengan objek yang diterangkan oleh nilai2 kuantitasnya.
7. Apakah sesuatu yang menumbuhkan rasa keanggunan dalam diri kita dari sebuah penyelesaian perhitungan, dari sebuah pembuktian? yaitu keselarasan di antara unsur2 yang berbeda2, kesimetrisan mereka, keseimbangan yang serasi di antara mereka; ringkasnya ialah yang menciptakan keteraturan, yang menciptakan keutuhan, yang memungkinkan kita bisa melihat dengan jernih dan memahami dengan gamblang pada saat yang bersamaan yang keseluruhan dan yang detil2 (jules henri poincare). kutipan ini menjelaskan bahwa dengan belajar matematika, kita mampu melihat sesuatu secara lebih sistematis dan lebih luas lagi. mengenal hubungan2 detail yang bisa membawa kita memahami sesuatu secara lebih jelas dan dan dalam konteks yang lebih besar.
8. matematika sebagai ilmu tentang pola merupakan sebuah cara memandang dunia, baik dunia fisik, biologis dan sosiologis di mana kita tinggal, dan juga cara memandang dunia batin dari pikiran dan pemikiran2 kita (keith devlin). kutipan ini hampir sama maknanya dengan kutipan sebelumnya, bahwa matematika adalah cara untuk memandang dunia. tidak hanya memandang bagaimana dunia secara fisik bekerja, tapi lebih dalam lagi ke bawah alam sadar dan pemikiran kita. dari hubungan ini, terlihat jelas bagaimana memang matematika dan filsafat adalah sesuatu yang bersanding secara sejajar dan saling melengkapi.
Dari sinilah aku semakin yakin akan jurusan yang aku pilih yaitu matematika…”Bapak Marsigit yang InsyaAllah selalu dalam LindunganNya. Terimakasih banyak atas segala ilmu dan yang terpenting adalah share pengalaman. Melalui Elegi yang Bapak tulis begitu banyak ibrah yang dapat saya petik..” Aku tidak menemukan suasana kuliah seperti ketika kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Dan satu lagi kita hidup tak lepas dari filsafat…Jadi ingat apa yang dikatakan oleh Pak Marsigit bahwa..Jika seorang muslim berfilsafat pastilah dia akan menjadi muslim yang baik…seorang mahasiswa berfilsafat nantinya akan menjadi mahasiswa yang sukses, sukses dunia dan akhirat…amin. InsyaAllah

Filosofi...



Filosofi Pohon Pisang

Engkau tahu pohon pisang?Dimana pun dia berada ia selalu tumbuh dan berbuah. tak mengenal masa dan tak gampang lelah. Begitu dipotong ia tumbuh lagi dan terus tumbuh, sebab baginya kematian itu tak dihadapi dengan keprasahan tapi disiapkan dengan menumbuhkan pohon dan buah yang baru.
Belajar dari pohon pisang berarti tak membiarkan diri tanpa amal sama sekali. Ia selalu harus menggunakan momentum untuk menumbuhkan kader-kader berikutnya.

Filosofi Lebah

Mengapa lebah jadi filosofi?Mengapa hewan dijadikan teladan?
1. Lebah adalah pribadi yang kokoh dan madiri. Memiliki kharisma dengan sengatan sebagai pertahanan diri.
2. Dinamis, kreatif dan inovatif. Ia mampu membuat rumah di gunung-gunung, pepohonan, di gua-gua.
3. memiliki output menebar kemanfaatan. menghasilkan madu, propolis dan zat-zat lain yang sangat bermanfaat bagi manusia.
4. mampu beramal jama`i. membangun komunitas yang kuat.
5.menjadi tokoh sosial yang dapat hinggap di mana saja tanpa mematahkan ranting yang dihinggapinya
6. Berani membela diri/ pelopor perubahan. memiliki sengat yang dahsyat untuk melindungi dari kedzaliman.